Fantasi Sexsual Pada Masa Remaja

Permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks ketika mereka menginjak usia remaja dimana mereka mulai mengenal lingkungan atau masyarakat yang lebih luas, yang selalu diharapkan pada problematika atau masalah-masalah yang lebih rumit yang memerlukan penanganan yang sangat serius.
Ilustrasi: Fantasi Sex Masa Remaja
Keingintahuan pada masa remaja sangat besar karena pada masa itu mereka masih mencari jati diri dan figur yang diidolakan oleh mereka. Remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan luar dan dalam. Pengaruh lingkungan luar kadang-kadang perlu dihambat dan dicegah, supaya tidak terlalu besar perangsangan bersifat negatif.
Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana fantasi seksual yang terjadi pada masa remaja dan mengetahui problematika seksual pada remaja sekaligus cara menanganinya.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak kedewasa, yang diwarnai dengan perubahan-perubahan yang sangat cepat baik segi fisik maupun psikologisnya. Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan Perubahan psikologis muncut antara lain sebagai akibat dari Perubahan-pembalian fisik tersebut.
Diantara perubahan fisik tersebut, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi tinggi dan panjang), mulai berfungsinya alat reproduksi (ditandai dengan haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki laki.
Tidak kita mendengar banyak remaja yang bermasalah, karena sesuai dengan kondisi fisik maupun psikologisnya  yang sedang berada pada posisi labil dan krisis, memungkinkan terjadinya perilaku yang menyimpang sebagai akibat ketidak mampuan remaja melakukan pengendalian diri terhadap situasi yang merangsang kehidupan emosiaonalnya.
Masa remaja juga menghadapi kondisi pencarian identitas. Remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya di masyarakat dan cenderung merasa tidak puas dengan keberadaan diri, sehingga    berupaya untuk menarik    perhatian dari lingkungannya/tampil beda. Tidak jarang penampilan remaja banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun lingkungannya.
Meskipun demikian, dari jumlah yang bermasalah, masih lebih banyak jumlah remaja yang dapat melewati masa remajanya dengan aman, sukses dan berprestasi, adalah mereka yang mampu menghalangi hambatan-hambatan dengan baik. Orang dewasa terutama orang tua sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak¬-anaknya, seyogyanya perlu mengerti dan memahami apa yang terjadi pada proses tumbuh kembang anak atau remajanya, sehingga dapat berpemn aktif untuk membimbing, mengarahkan dan mengantarkan mereka menuju puncak kebahagiaan sebagai anak-anak yang tidak bermasalah.

Aspek psikologis

  • Meningginya dorongan perasaan aku/ego, sehingga cenderung menentang terhadap otoritas, senang protes, membangkang, mengkritik, egois dan egocentric.
  • Emosi mudah meluap, perasaan diri "super"
  • Labilitas emosi
  • Konflik emosional, suasana hati mudah berubah
  • Mencari identitas jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai merokok, suka kebut-kebutan, membual, berpetualang.
  • Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisms tinggi.
  • Ketertarikan terhadap lawan jenis
  • Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)
Perubahan ini terjadi dalam waktu yang relatif cepat, sehingga bagi orang tua atau orang dewasa yang kurang peka atau kurang memahami kondisi remaja akan mcrasa terganggu dan tidak mudah Menerima perubahan perilaku remaja dengan menampilkan respon atau sikap negatif Hal ini seringkali menjadi sumber meningkatnya permasalahan yang terjadi dengan remaja. Padahal masa remaja sendiri merupakan periode bemasalah, sehingga seyogyanya tidak harus ditambah lagi dengan beban permasalahan dengan orang dewasa maupun lingkungannya.

Perkembangan Sosial

Terhadap perubahan dalam hubungan heteroseksual yang lebih besar:
  • Minat dalam hubungan heteroseksual yang lebih besar
  • Kegiatan sosial yang melibatkan kedua kelompok jenis kelamin
  • Bertambahnya wawasan, sehingga meningkatkan penilaian yang positif dan bisa lebih mengerti terhadap orang lain.
  • Berkurangnya prasangka dan diskriminasi dalam aspek budaya dan kepribadian seseorang
  • Remaja mengalami perubahan menonjol dalam hubungan heteroseksual dalam hubungan heteroseksual. Dalam waktu singkat remaja mengalami perubahan radikal dalam hubungan dengan lawan jenis.
  • Remaja cenderung memilih teman-teman Dekatnya yang memiliki minat dan perilaku yang sama kemudian perilaku kelompok menjadi perilakunya.
  • Remaja membutuhkan orang yang dapat dipercaya, seseorang yang dapat diajak bicara dan dapat diandalkan.
  • Remaja ingin menonjolkan diri dalam penampilan yang, menarik perhatian sehingga ia merasa populer.
  • Remaja membutuhkan standar norma untuk dapat diterima dalam kelompoknya.

Perkembangan Heteroseksual

Tugas perkembangan remaja di bidang heteroseksual ini adalah remaja belajar memerankan jenis kelamin, mampu mengembangkan relasi yang matang dengan lawan jenis serta membentuk ikatan saling ketergantungan yang sehat dengan lawan jenis.
Beberapa ciri penting perkembangan heteroksual remaja secara umum yaitu:
  • Remaja mempelajari perilaku orang dewasa sesuai dengan jenis kelaminnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
  • Minat terhadap lawan jenis makin kuat disertai keinginan kuat untuk mendapatkan dukungan dari lawan jenisnya.
  • Minat terhadap kehidupan seksual
  • Remaja mulai mencari¬-cari informasi tentang kehidupan seksual orang dewasa. Muncul juga rasa ingin tahu dan keinginan bereksploirasi untuk melakukannya. Minat dalam keintiman secara fisik dengan lawan jenis.
  • Remaja memiliki dorongan yang kuat terhadap perilaku seksual misalnya berciuman pada saat kencan pertama, berpegangan tangan, dan lain-lain. Hal ini didorong oleh perubahan fisiologis.
  • Remaja memiliki keingin tahuan/informasi tentang seks baik melalui buku, handphone, interact, film atau gambar porno.
  • Remaja laki-laki memiliki kecenderungan meromantiskan soal perempuan, misalnya membawakan bunga, berpakaian rapi dan tempat yang romantis.
  • Remaja memiliki khayalan tinggi tentang perilaku sex.
Apabila remaja berhasil memantapkan perannya sesuai dengan jenis kelaminnya dan mengalami kepuasan dalam menjalankan perannya, maka remaja akan dapat memantapkan orientasi seksualnya (hetero atau homoseksual). kemudian sebaliknya kegagalan proses identifikasi peran jenis kelamin dapat menghambat perkembangan heteroseksualnya.
Masalah seksualitas
Masalah seksualitas kalangan remaja banyak disebabkan karena kurangnya informasi tentang masalah seksual ataupun pendidikan seks yang tepat, sehingga banyak remaja yang masih buta terhadap masalah seksual.
Sedangkan arus globalisasi tidak lagi dapat menaha berbagai rangsangan seksual berupa pornografi baik melalui film, barang cetak/gambar, pembicaraan ataupun pertunjukan-¬pertunjukan yang sangat mudah dinikmati remaja. Sementara mereka tidak cukup dibekali dengan pengetahuan tentang resiko masalah seksual, mengingat banyak orang dewasa atau orang tua menganggap masalah seksual adalah tabu.
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan oleh remaja agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif
  1. Bersikap tidak membedakan. Salah satu cara yang sering dilakukan oleh orang tua yang membuat anak menjadi jahat adalah sikap membedakan. Sebagian orang tua kadang lebih condong pada anak laki-lakinya dan juga sebaliknya lebih condong pada anak perempuan. Sikap membedakan yang demikian ini akan meninggalkan pengaruh negatif pada kejiwaan anak, pengaruk negatif. ini akan terus berkembang seiring dengan perkembangan kedewasaannya yang kemudian akan mengantar anak pada kehancuran bahkan tidak jarang sikap negatif ini menular pada anak cucu mereka
  2. Perhatian dan pengarahan yang baik. Salah satu sarana untuk menghindarkan anak dari sikap jahat adalah dengan pendekatan psikologis, orang tua harus bersikap lebih mengerti pada kondisi anak. Ketika hendak membenarkan sesuatu yang salah pada anak orang tua tidak boleh menggunakan kekerasan dan meluapkan emosi. Orang tua harus berbicara dengan lemah lembut yang disertai dengan nasehat-nasehat. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al- Thoha ayat 44 yang artinya “maka berbicaralah kamu keduanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah dia ingat atau takut”.
  3. Menanamkan taqwa dalam jiwa anak. Seluruh dosa sebenarnya adalah sifat-sifat yang hina, untuk menyelamatkan diri dari hal tersebut jalan keluarnya adalah menanamkan ketaqwaan pada jiwa anak. Apabila tangkai-tangkai potion kejahatan itu layu dan daun-daunnya rontok berjatuhan, maka akar-akarnya akan tumbang dan mati, artinya dalam kehidupan sosial sifat-sifat jelek yang ada pada diri manusia seperti kikir, takabur, suudzon dan lain-lain. Jika seseorang dapat menahan dari segala sifat-sifat buruk tersebut maka din akan terlepas dari dosa-dosa, begitu juga pada anak, pendidikan seperti ini perlu ditanamkan oleh orang tua demi kebaikan jiwa pada diri anak.
__________________________
Ernest, R.H., Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga,1983
Gunarsa, S., Psikologi Anak Bermasalah, Jakarta: Gunung Mutiara, 1987
Muzhariri, Pintar Mendidik Anak, Jakarta: Lentera, 1980

0 Response to "Fantasi Sexsual Pada Masa Remaja"

Post a Comment

Kritik dan sarannya dipersilahkan...! No pising, no spam, tidak singgung sara.... :)
"bagikan komentar berpahala, tidak berkomentar tidak berdosa."

Lisensi Creative Commons