Naskah Drama: Hidup Hanya Sekali

Dahulu kala hiduplah seorang wanita yang bernama Elsa. Dia adalah wanita tua yang berusia 67 tahun, dia berpesan kepada cucu-cucunya supaya menjadi orang yang hebat dan berguna.
Elsa memiliki 2 cucu yang latar belakangnya berbeda. Cucu pertama bernama Mona cucu kedua bernama Aldi yang memiliki latar belakang berbeda.
Ilustrasi nenek sakit
(Latar dalam rumah)
Nenek : Hai Mona!
Mona : Hai Nenek
Nenek : Tolong kesisni!
Mona : Ada apa nek?
Nenek : Tolong ambilkan dompet nenek di kamar!
Mona : untuk apa nek?
Nenek : nenek ingi pergi kepasar dulu, tolong jaga rumah ya!
Mona : Iya nek

Diperjalanan nenek tua ingin pergi ke pasar tiba-tiba dari belakang ucok menyapa nenek dan nenek tua pun terkejut.

Babak 2 diperjalanan

Ucok : Nenek mau kemana?
Nenek : mau kepasar
Ucok : boleh saya ikut nek?
Nenek : tentu saja boleh

Tiba-tiba di sebuah pasar ada seorang preman yang sangat kejam, pemarah dan jahat dia melihat nenek itu, Kemudian dia ingin merampok si nenek.

Babak III
Preman : Hai Nenek!
Nenek : Hai cu
Preman : Cepat kemari nenek
Nenek : iya, ada apa cucu?
Preman : Cepat serahkan semua hartamu, kalau tidak nyawamu terancam.
Tiba-tiba datang seorang pemuda yang baik bernama Salomo, dia ingin membantu nenek itu.

Babak IV

Salomo : Hai Nenek!
Nenek : Hai cucu
Salomo : Apakah nenek perlu bantuan?
Nenek : Iya cucu, tolonglah nenek dari preman ini.
Preman : hai pemuda!
Salomo : Apakah kau preman itu?
Preman : Iya memang saya preman, untuk apa kau menanyakanku?
Salomo : Cepatlah pergi dari nenek itu!
Preman : Emangnya kau siapa?
Salomo : akulah pemuda yang suka menolong orang dalam kesusahan.

Merekapun berkelahi, preman memanggil kawan-kawannya begitu juga Salomo, tak lama kemudian Polisi pun datang ke tempat tersebut.

Polisi : Apa yang terjadi?
Salamo : Begini pak polisi, kami berkelahi, sebab saya ingin membantu nenek itu yang akan dirampok oleh preman.
Polisi : Apakah itu betul nek?
Nenek : Iya, itu benar.
Preman : Itu semia tidak benar pak.
Polisi : Apa yang kau katakan?
Preman : Sebenarnya ini semua tidak benar, yang salah adalah pemuda yang bernama salomo yang ada di samping ku ini.
Salomo : itu semua tidak benar.
Polisi : Kalian berdua diam, supaya aku yang menentukannya sendiri  kepada nenek.
Nenek : yang bersalah adalah premain itu.
Polisi : Berarti yang salah adalah preman itu.
Nenek : Iya Pak!
Polisi : Terima kasih ya nek atas kerja samanya!.
Nenek : Sama-sama

Beberapa hari kemudian nenek sakit dan cucunya membawa ia ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit nenek dirawat oleh dokter dan diberi obat.

(latar di rumah sakit)
Cucu : Nek, ayo kita makan!
Nenek : Baik, nenek mau.
Cucu : Setelah selesai makan, nenek minum obat dulu ya!
Nenek : Obat apa?
Cucu : Kemarin nenek sakit dan di bawa ke rumah sakit
Nenek : Apakah itu betul?
Cucu : Iya, itu semua memang betul.
Nenek : Iya, nenek mau minum obat. Tapi obatnya dimana?
Cucu : Ini obatnya nek.
Nenek : Nenek minum ya!
Cucu : Minum saja nek.

Beberapa menit kemudian setelah selesai makan nenek dan cucu duduk di kursi sambil menonon film kesaukaan yaitu animasi Upin & Ipin. Dengan senang tidak lupa waktu tiba-tiba dari depan datang seorang ibu yang bernama Rini  yang ingin meminta uang pinjaman yang dipinjam oleh cucunya unuk membayar uang berobat nenek.

(Di depan rumah)

Ibu Rini : Datang dari luar menuju rumah cucu nenek sambil mengucapkan salam. Assalamu’alaikum...
Nenek : (muncul dari balik pintu sambil menjawab salam) waalaikum salam... ada apa, bu?
Ibu Rini : Apakah cucu nenek ada di rumah?
Nenek : Ada perlu apa menanyakan cucuku?
Ibu Rini : Begini nek, cucu nenek punya hutang kepada saya.
Nenek : Kalau boleh tau berapa hutang cucu saya?
Ibu Rini : Tidak terlalu banyak, hanya satu juta.

Dari balik pintu cucu nenek itu mendengar dan bicara dalam hati “aduh, bisa gawat ini” cucunya pun pergi ke depan pintu dengan keadaan ketakutan.

Cucu : (dari balik pintu) Ada apa ini?
Ibu Rini : Akhirnya kamu keluar juga.
Cucu : (dalam keadaan gawat) Ada apa Ibu datang ke rumah nenek saya?
Ibu Rini : Kamu cepat bayar hutang mu!
Cucu : Iya, tapi jangan sekarang ya!
Nenek : Kenapa ini?
Cucuk : Nenek. Begini, nanti cucu jelaskan di dalam rumah saja!
Nenek : memangnya tidak bisa sekarang?
Cucu : Begini nek, kalau cucu jelaskan sekarang, nanti bisa memakan waktu yang lama.
Nenek : Baiklah, nenek akan masuk, kalau kau tidak jelaskan, siap-siap lah kau.

Sesudah nenek masuk ke dalam rumah, mereka pun melanjutkan obrolannya.

Cucu : Bu, apakah ibu tidak bisa memberi sedikit waktu beberapa hari?
Ibu Rini : Tapi kamu bilang setelah nenekmu sembuh!
Cucu : Tapi saya tidak punya uang.
Ibu Rini : Baiklah saya akan memberi kamu beberapa hari, paling lambat satu minggu. Apakah kamu sanggup?
Cucu : Baiklah kalau sudah begitu, saya akan melunasinya.
Ibu Rini : Kamu janji?
Cucu : Iya, kalau saya tidak ada halangan.
Ibu Rini : Betul ya!
Cucu : Iya, dengan senang hati.

Setelah selesai ngobrol, cucu pun masuk ke dalam rumah dan menceritakan semua kejadiannya kepada nenek.

Cucuk : Nek, nenek dimana?
Nenek : Cucu, nenek ada disini.
Cucu : Lagi ngapain nenek?
Nenek : Nenek sedang nonton film Upin & Ipin
Cucu : Begini nek, yang tadi akan ku jelaskan sekarang.
Nenek : memangnya kenapa?
Cucu : Saya ada utang kepada Ibu Rini

Tiba-tiba nenek terkejut dan pingsan dan mendadak neek terjatuh di lantai dan cucu membawa nenek ke rumah sakit.

(di rumah sakit)
Cucu : Dokter, nenek kenapa?
Dokter : Begini, nenek Cuma terkejut, dengan perkataan mu.
Cucu : Apakah nenek Cuma butuh istirahat?
Dokter : Iya, itu benar

Setelah selesai mengobrol dengan dokter, cucu pun merasa lega bahwa nenek tidak kenapa-kenapa, beberapa hari kemudian baru nenek bisa keluar dari Rumah sakit. Setelah nenek keluar dari Rumah sakit, nenek baru boleh dibawa pulang ke rumah. Sesampainya di rumah cucu menyuruh nenek supaya beristirahat.

(di dalam rumah)
Cucu : Nenek istirahat dulu ya!
Nenek : Untuk apa nenek istirahat, kalau cucu ku punya utang kepada seseorang?
Cucu : Nenek, cucu minta maaf kalau cucu punya utang!
Nenek : Nenek sudah maafkan dari tadi.
Cucu : Jadi, kenapa nenek marah kepada cucu?
Nenek : Karena kamu tidak memberitahu semua kejadiannya kepada nenek.
Cucu : Iya, cucu minta maaf.
Nenek : Nenek maafkan, kalau sekali lagi kau melakukan kejadian yang sama nenek tidak akan maafkan.
Cucu : Baiklah nek.

Setelah selesai menceritakan kejadian yang sebenarnya, Ibu Rini pun datang ke rumah untuk menagih utang-utang cucu dari nenek tua tersebut.
(di depan rumah)

Ibu Rini : (Datang dari luar sambil memberi salam) Assalamu’alaikum...
Cucu dan nenek menjawab: Waalaikumsalam...
Ibu Rini : Mana utang mu?
Cucu : Maaf bu sebab saya belum bisa bayar utang.
Ibu Rini : Kenapa?
Cucu : Karena kemarin nenek sayua baru saja masuk rumah sakit lagi.
Ibu Rini : Saya tidak yakin!
Cucu : Iya, itu betul.
Ibu Rini : Kamu bohong.
Nenek : Betul bu. Saya baru saja masuk rumah sakit.
Ibu Rini : Apakah itu benar?
Nenek : Iya, itu betul.
Ibu Rini : Tapi nenek saya butuh uang itu sekarang.
Cucu : Tapi, bu, tolong beri sedikit waktu lagi!
Ibu Rini : Tapi saya butuh sekarang.
Cucu : Tapi uangnya belum ada sekarang bu.

Datang seorang wanita yang ingin membayar utang-utang cucu nenek.

(di depan rumah)
Wanita : Berapa utang cucu nenek itu?
Ibu Rini : Sebesar satu juta.
Wanita : Apakah ini sudah cuku?
Ibu Rini : Ini lebih dari cukup neng.
Wanita : Ambil saja uang yang lebih itu, bu.
Ibu Rini : Terima kasih banya neng.
Wanita : Sama-sama

Tiba-tiba nenek pun datang dan menghampiri wanita tersebut.

Nenek : Kau siapa?
Wanita : nenek lupa dengan aku?
Nenek : Kau siapa?
Wanita : Aku mona cucu mu.!
Nenek : Cucu ku yang mana?
Cucu : Iya, dia adalah Mona cucu mu nek.
Nenek : cucu ku?
Cucu : iya, betul.

Mona pun memeluk nenek dengan senangnya dan cucu yaitu Aldi juga senang dengan kedatangan Mona ke rumah.

Mona : nenek, aku sangat senang sekali melihat nenek masih di rumah.
Cucu : Aku juga senang Mona.
Nenek : Kenapa kau baru sekarang pulang?
Mona : Saya banyak pekerjaan, nek.
Nenek : Kenapa baru sekarang datangnya?
Mona : Saya memiliki liburan s elama 3 minggu.
Cucu : Mona, kau makin canti saja.
Mona : Ini masih biasa Aldi.
Cucu : Tidak, kau memang makin cantik.
Mona : Aah. Kamu bisa aja.
Nenek : Betul, kamu memang cantik.
Mona : Tidak lah nek.

Sangkin gembiranya melihat kedatangan Mona, nenek pun merasa bersedih sebab melihat kedatangan Mona.
Mona pun ikut sedih sebab melihat nenek yang makin tua dan kulitnya makin keriput. Monapun terharu karena melihat nenek yang makin lama semakin tua dan kulitnya yang semaikn keriput dan rambut yang makin memutih.
Melihat keadaan nenek tampak dihati Mona yang selalu memikirkan nenek dan merasa bersedih.

(Di dalam rumah)
Mona : Aldi, nenek makin tua saja, bukan?
Cucu : Iya, itu betul
Mona : Aldi, aku merasa bersedih sebab melihat keadaan nenek yang makin hari makin tua.
Cucu : Iya, itu betul. Sebab makin hari nenek makin tua saja.
Mona : Iya, betul juga.
Cucu : Mona, ada yang ingin kubicarakan kepadamu!
Mona : Ada apa Aldi?
Cucu : Begini, kemarin nenek masuk rumah sakit.
Mona : Kenapa?
Cucu : Nenek terkejut sebab aku punya utang kepada ibu yang tadi.
Mona : Memangnya dia siapa?
Cucu : Dia adalah ibu Rini yang meminjamkan uang kepada ku.
Mona : Dia ibu Rini?
Cucu : Iya betul

Tiba-tiba dari dalam rumah terdengar suara seseorang yang jatuh dari tempat tidur, kemudian Mona dan Cucu  ataupun Aldi pergi ke arah suara itu, setelah sampai Mona dan Aldi melihat bahwa nenek telah jatuh dari tempat tidur dan terbaring di lantai. Mona dan Aldi pun menangis sebab melihat nenek terbaring di lantai dan memanggil orang-orang supaya mengangkat nene supaya dapat dibawa ke Rumah Sakit. Setelah sampai ke rumah sakit Mona dan Aldi menanyakan keadaan nenek.

Aldi dan Mona : Dokter, ada apa dengan nenek kami?
Dokter : Begini, Aldi dan Mona, nenek kalian mengalami kanker otak.
Apakah : itu parah? Dokter?
Dokter : Iya, itu sangat parah sekali.
Mona : Itu mengalami keadaan bagaimana dokter?
Dokter : nenek kalian akan lupa ingatan.
Mona : Reaksinya bagaimana dokter?
Dokter : reaksinya terus menerus.
Mona : Apakah tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya?
Dokter : Ada
Aldi : bagaimana caranya dokter?
Dokter : Dengan cara kalian harus menyayanginya dengan segenap hati kalian.
Mona : Apakah itu membutuhkan waktu yang lama?
Dokter : Sampai nenek kalian mengalami mengalami ingatan yang sudah betul.
Mona : Apakah nenek saya sudah bisa dibawa pulang?
Dokter : Tidak bisa untuk saat ini, nenek kalian harus dirawat di rumah sakit dulu.
Mona : Berapa lama dokter?
Dokter : Kira-kira 1 minggu.

Beberapa hari kemudian, nenek sadar dari penyakitnya dan menyebutkan kata Aldi dan Mona yang ingin menyebutkan sesuatu yang penting.

Nenek : Aldi, Mona, kalian dimana?
Aldi : Ada apa nek?
Nenek : Tolong mendekat.
Aldi : ada apa nek?
Aldi dan Mona khawatir akan penyakit nenek itu, betul dengan sebutkan dokter dan itu pun Aldi dan Mona memanggil dokter.
Aldi dan Mona: Dokter, tolong sini!
Aldi : Ada apa nek?
Nenek : Tolong mendekat!
Aldi : Ada apa nek?
Aldi dan Mona: Dokter, tolong disini?
Dokter : Ada apa?
Aldi : Apakah ini betul?
Dokter : Tunggu, saya periksa dulu.
Aldi : Tolong periksa nenek saya!
Dokter : Nenek tau siapa saya?
Nenek : kamu siapa?
Dokter : Saya dokter kamu.
Nenek : Saya tidak mengenalimu.
Aldi : Kalau saya?
Nenek : Saya tidak mengenalimu.

Dengan sendirinya Mona dan Aldi menangis, disaat itu pula nenek pingsan dan dokter pun memeriksanya.

Aldi dan Mona: Nenek kenapa dokter?
Dokter : Maaf sekali saya takut mengucapkannya.
Aldi : Ucapkan saja, dokter!
Dokter : begini...
Mona : Cepat dokter!
Dokter : Nenek kalian telah meninggal
Mona dan Aldi: Tidak mungkin.
Dokter : Dokter ikut berduka cita ya.
Mona : Tidak mungkin nenek meninggal.
Dokter : Iya nenek kalian suda meninggal.

---- TAMAT ----

Pengarang : WALDO FRISTSETIYO
Kelas : VIII-B
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Guru Bidang Studi : BENGET SARDIONO SIMANJUNTAK, S.Pd
Sekolah: SMP Negeri 8 Padangsidimpuan.

Demikian Naskah Drama bertemakan Hidup Hanya Sekali ini, semoga dapat bermanfaat dan menjadi bahan referensi.

0 Response to "Naskah Drama: Hidup Hanya Sekali"

Post a Comment

Kritik dan sarannya dipersilahkan...! No pising, no spam, tidak singgung sara.... :)
"bagikan komentar berpahala, tidak berkomentar tidak berdosa."

Lisensi Creative Commons